Minggu, 21 Juni 2015

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

Pengamatan Tanaman
Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan dengan menerapkan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu) dengan penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir. 


Diskusi Hasil Pengamatan

Berdasarkan konsepsi PHT, penggunaan pestisida harus berdasarkan pada lima tepat, yaitu :
 
Tepat Sasaran
Pestisida yang digunakan sesuai sasaran yang akan dikendalikan, yaitu: Hama, Penyakit, Gulma

Tepat Jenis 
Jenis pestisida yang digunakan harus sesuai dengan OPT.
Jenis-jenis pestisida : Insektisida untuk pengendalian serangga, Fungisida untuk pengendalian  penyakit (jamur), Herbisida untuk pengendalian gulma, Bakterisida untuk pengendalian penyakit yang disebabkan bakteri.

Tepat Waktu
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi jam 06.00-10.00 WIB  atau sore jam 15.00-17.00 WIB.  
Waktu untuk penyemprotan pestisida yaitu : Preventif (pencegahan), Kuratif (membasmi setelah terserang), Eradikatif adalah (pemusnahan) dan Sistem kalender (penyemprotan yang dilakukan secara berkala tanpa memperhatikan adanya serangan hama atau penyakit).

Tepat Dosis/Konsentrasi
Penggunaan dosis dibawah anjuran akan menyebabkan hama/penyakit tidak mati bahkan kebal terhadap pestisida. Sedangkan jika berlebihan berakibat boros biaya dan membunuh predator dari OPT (merusak lingkungan).
Dosis adalah jumlah pestisida yang dibutuhkan per satuan luas lahan (Kg/Ha, Liter/ Ha)
Konsentrasi adalah jumlah yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter, ml/ lt)

Tepat Cara
Tepat Cara Pencampuran misalnya : jika menggunakan pestisida lebih dari satu jenis,  pestisida berbentuk tepung di campurkan terlebih dahulu dengan air kemudian pestisida lain yang berbentuk cair.
Tepat Cara Aplikasi seperti ditaburkan, disemprotkan atau dicampurkan dengan benih, dll.

PENANAMAN PADI PROGRAM GPPTT DI DESA SIMPAR


Persemaian di Program GPPTT Desa Simpar

Kegiatan Penanaman (Petani, PPL dan Babinsa AD)
Berbagai upaya peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas telah dilaksanakan antara lain melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak tahun 2008 maupun melalui PTT atau peningkatan mutu intensifikasi pada tahun - tahun sebelumnya. Pelaksanaan SL-PTT sebagai pendekatan pembangunan tanaman pangan, khususnya dalam mendorong peningkatan produksi padi nasional telah terbukti mengangkat pencapaian produksi, namun kedepan dengan berbagai tantangan yang lebih beragam maka diperlukan penyempurnaan dan atau peningkatan kualitas baik pada tatanan perencanaan dan operasionalisasi di 
lapangan.


Kegiatan Penanaman (Petani, PPL dan Babinsa AD)
pada tahun 2015 upaya peningkatan produksi padi difokuskan pada kawasan tanaman pangan, melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPP-PTT) dengan  fasilitasi bantuan sarana produksi (saprodi), tanam jajar legowo dan pertemuan kelompok pada seluruh areal program GP-PTT sebagai instrument stimulan disertai dengan dukungan
pembinaan, pengawalandan pemantauan oleh berbagai pihak.





BPP CIPUNAGARA MELAKUKAN PENGAMBILAN SAMPEL UNTUK UJI EMISI GAS RUMAH KACA

Pengambilan Sampel untuk Uji Emisi Gas Rumah Kaca oleh PPL BPP Cipunagara di Kelompok Tani Walini I Desa Simpar Gas rumah kaca (GRK) adalah ...